Ternyata Hanya Butuh Satu Jenderal Untuk Bikin Geger Bangsa Ini!
// Category: Nasional //SEPERTI seorang panglima yang sakit hati, dia merangsek maju menyerang sebuah barisan yang konon sangat rapi itu. Jenderal ini meraung-raung dan menancapkan pisau berkali kali ke musuh yang dulu menjadi teman dan sekutunya. Segalanya berubah dan berbalik arah. Pertalian sahabat, kawan atau apapun namanya menjadi sebuah musibah yang tak pernah disangka sebelumnya.
Meski dia hanya sendiri, tetapi pengaruhnya sangat massif dan mampu memporak-porandakan barisan pasukan berseragam cokelat itu. Kebakaran jenggot, kalang kabut dan panik membekap erat kesatuan yang penuh intrik itu. Satu persatu jagoan mereka rubuh, hanya dengan sebuah peluit kecil yang dihembuskan dengan semangat pembalasan. Semoga saja bukan sebuah dendam, tetapi sebuah upaya kejujuran tuk membuka kebobrokan moral.
Dia hadir di saat kaum ini tak mampu membela dirinya. Dihajar, dianiaya tanpa bisa melakukan perlawanan. Kalau pun melawan sering disalahpahami saudara sendiri, atau sering gagal karena kurangnya persiapan, kekuatan yang tak seimbang dan strategi yang mentah dan kurang sempurna. Meski masalahnya berbeda, tetapi sebuah pukulan akan bermakna sama bagi siapa saja manakala musuh bersama yang terkena telak di kepalanya.
Tangan siapa dipinjam siapa. Allah lah yang berkuasa menjalankan skenario indahnya. Allah lebih tahu siapa yang harus dibela dan siapa yang harus dihajar dalam lubang hinanya. Mungkin ada banyak janda pejuang yang bisa sedikit terhibur dengan ketersungkuran musuh mereka. Mungkin ada banyak anak yatim yang mengamini perjuangan jenderal seorang diri ini. Karena mereka merasa terbela meski tidak secara langsung dan tidak secara serta merta. Tapi musuh akan tetap menjadi musuh, karena kepentingan yang sungguh sangat berbeda.
Sungguh semua di luar dugaan. Barisan yang tegap dan menyeramkan bisa kocar-kacir hanya oleh seorang jenderal yang berteriak. Dia mampu menggedor barisan pertahanan dengan energi sisa yang dia punya. Dia juga mampu menggetarkan nyali kecut para petinggi di jajarannya. Layaknya menemukan sebuah momen, pihak-pihak lain yang berkepentingan membuat kubu saling berhadapan. Siapa melawan siapa, tak ada yang tahu menang dan kalahnya. Proses saling melawan sedang berlangsung sedemikian dahsyatnya. Pukul memukul berganti-ganti, terhuyung-huyung ke sana kemari.
Andai saja kaum ini punya sepuluh jenderal dengan kualitas yang sama. Memasang dada untuk melawan penindasan yang sudah ada sekilan lama. Terbimbing hidayah dari Allah yang Maha Indah. Maka segalanya akan menjadi semakin sempurna, perjuangan atas nama Islam demi tegak dan jayanya di dunia.
Orang pun berujar, mereka yang memiliki temperamen tinggi akan mudah berbalik arah bila tersakiti. Ini sebuah pelajaran berharga bagi semuanya. Banyak mereka yang sangat bersemangat, mereka yang suka mengabaikan hitung-hitungan logika, atau mereka yang mengandalkan amarah belaka, hanya akan berbalik arah manakala keinginan dan kepentingannya disakiti.
Kita berdoa kepada Allah agar Dia membela pejuang-pejuangnya. Meneguhkan posisi berdirinya, dan menguatkan azzam perjuangannya. Memurnikan niatnya dan menjaga keistiqamahannya dan mencerdaskan akal dan nalarnya. Sehingga semua menjadi sangat taktis, semua menjadi sangat strategis. Karena mesti hanya seorang jenderal bisa menghentakkan sebuah bangunan, kita masih akan butuh berpuluh-puluh jenderal di masa yang akan datang. Tetaplah berjuang, dan berdoa kepada Allah sang Penggenggam Kemenangan.
Related posts :
Loading...
1 komentar for this post
Leave a reply
- 2008 - 2009 Ruangbacaan. Content in my blog is licensed under a Creative Commons License.
- Ruang Bacaan template designed by RuangBacaan Design.
- Powered by Blogger.com.
Anonymous
June 3, 2010 at 12:37 PM
maju terus pak susno...jgn takut kalo membela kebenaran, yg takut tuh org2 yg menyalahgunaka kekuasannya atas nama kebenaran