Akhibat Server Ngadat, Pengumuman Penerimaan SMA Diundurkan
// Category: Nasional //Akibat gangguan server dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online, Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan memperpanjang waktu pengumuman. "Tadinya Sabtu (3 Juli), akan kami undur paling lambat Senin (5 Juli) pukul 08.00," kata Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Ratiyono saat dihubungi kemarin.
Pendaftar pun memiliki kesempatan terakhir pada hari ini untuk mengganti pilihan sekolah. "Pada Sabtu, bisa mengganti format pilihan dengan melapor dan mengganti dengan format yang baru," katanya. Kemudian, data itu pun akan diproses hingga waktu pengumuman pada Senin.
Dinas tidak ingin masyarakat juga dirugikan akibat gangguan server tersebut. "Kami juga akan tetap pertahankan transparansi, akuntabel, dan tidak mendiskriminasi saat pendaftaran," ujarnya.
Sampai kemarin Dinas masih mencari penyebab gangguan server, dari soal software hingga sistem pengaturannya. "Mungkin kapasitas bandwidth dan alur logika dalam sistem," ujarnya. Meski kemarin sudah berjalan, jalannya server masih lambat. "Kami ingin lebih bagus dan dimajukan," ujarnya.
Pendaftaran siswa pada hari pertama tetap diproses secara offline, yaitu menggunakan Microsoft Excel. "Orang tua siswa yang sudah mendaftar, datanya kami masukkan terlebih dulu secara offline," ujar Ratiyono.
Setelah sistem online untuk mendaftar aktif kembali, kata dia, data pun langsung dikirim. "Saat ini tim teknis sedang berupaya melakukan perbaikan," katanya.
Macetnya sistem ini cukup merepotkan. Akhirnya, beberapa sekolah memutuskan menambah waktu kerja panitia penerimaan agar dapat membantu proses pemasukan data.
Salah satunya panitia penerimaan peserta didik baru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 36, Cilincing, Jakarta Utara. Mereka terpaksa lembur hingga pagi. "Jam 8 malam mulai dikerjakan sampai jam 5 subuh, pada begadang, kerja server lemot 5-10 menit," kata ketua panitia, Herman Zein, kepada Tempo di kantornya siang ini.
Sementara itu, di SMK Negeri 13 Palmerah, Jakarta Barat, panitia menghabiskan waktu 20 menit untuk menyelesaikan satu formulir pendaftar. Menurut Kepala SMK 13 Chairuddin, pihaknya baru bisa memproses 126 formulir dari total 1.651 formulir yang masuk hingga pukul 13.00 kemarin.
Orang tua siswa pun dibuat geram oleh masalah ini. Mereka menuntut pemerintah bertanggung jawab atas kacaunya sistem komputerisasi pendaftaran siswa SMA di seluruh DKI Jakarta.
Mereka bahkan menuding pemerintah sebenarnya belum siap melaksanakan sistem ini."Pemerintah harus bertanggung jawab," kata Tri, 48 tahun, warga asal Rempoa yang ditemui di SMA Negeri 6 Jakarta, sore ini. Tri menyatakan seharusnya pemerintah memberikan layanan yang terbaik kepada orang tua murid dan siswa.
Sedangkan Megi, orang tua siswa asal Cianjur, menyarankan, jika belum siap, tak perlu sistem ini dipaksakan. Megi sendiri mengaku datang ke sekolah sejak pukul 7 pagi. "Kemarin malah jam 08.00-15.00," kata Megi.
Wakil Kepala SMAN 58 Jakarta Timur Bidang Kesiswaan, M. Musyafa, yang juga menjabat Ketua Panitia PPDB 2010, mengatakan baru kali ini terjadi kemacetan input data semacam ini. "Tahun-tahun sebelumnya bisa berjalan dengan baik," katanya.
Kepala SMAN 70 Jakarta Selatan Pernon Akbar menyarankan agar para pendaftar mengakses peringkat online melalui jalur layanan pesan singkat. "Lewat SMS justru lebih realtime," katanya.
Pendaftar pun memiliki kesempatan terakhir pada hari ini untuk mengganti pilihan sekolah. "Pada Sabtu, bisa mengganti format pilihan dengan melapor dan mengganti dengan format yang baru," katanya. Kemudian, data itu pun akan diproses hingga waktu pengumuman pada Senin.
Dinas tidak ingin masyarakat juga dirugikan akibat gangguan server tersebut. "Kami juga akan tetap pertahankan transparansi, akuntabel, dan tidak mendiskriminasi saat pendaftaran," ujarnya.
Sampai kemarin Dinas masih mencari penyebab gangguan server, dari soal software hingga sistem pengaturannya. "Mungkin kapasitas bandwidth dan alur logika dalam sistem," ujarnya. Meski kemarin sudah berjalan, jalannya server masih lambat. "Kami ingin lebih bagus dan dimajukan," ujarnya.
Pendaftaran siswa pada hari pertama tetap diproses secara offline, yaitu menggunakan Microsoft Excel. "Orang tua siswa yang sudah mendaftar, datanya kami masukkan terlebih dulu secara offline," ujar Ratiyono.
Setelah sistem online untuk mendaftar aktif kembali, kata dia, data pun langsung dikirim. "Saat ini tim teknis sedang berupaya melakukan perbaikan," katanya.
Macetnya sistem ini cukup merepotkan. Akhirnya, beberapa sekolah memutuskan menambah waktu kerja panitia penerimaan agar dapat membantu proses pemasukan data.
Salah satunya panitia penerimaan peserta didik baru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 36, Cilincing, Jakarta Utara. Mereka terpaksa lembur hingga pagi. "Jam 8 malam mulai dikerjakan sampai jam 5 subuh, pada begadang, kerja server lemot 5-10 menit," kata ketua panitia, Herman Zein, kepada Tempo di kantornya siang ini.
Sementara itu, di SMK Negeri 13 Palmerah, Jakarta Barat, panitia menghabiskan waktu 20 menit untuk menyelesaikan satu formulir pendaftar. Menurut Kepala SMK 13 Chairuddin, pihaknya baru bisa memproses 126 formulir dari total 1.651 formulir yang masuk hingga pukul 13.00 kemarin.
Orang tua siswa pun dibuat geram oleh masalah ini. Mereka menuntut pemerintah bertanggung jawab atas kacaunya sistem komputerisasi pendaftaran siswa SMA di seluruh DKI Jakarta.
Mereka bahkan menuding pemerintah sebenarnya belum siap melaksanakan sistem ini."Pemerintah harus bertanggung jawab," kata Tri, 48 tahun, warga asal Rempoa yang ditemui di SMA Negeri 6 Jakarta, sore ini. Tri menyatakan seharusnya pemerintah memberikan layanan yang terbaik kepada orang tua murid dan siswa.
Sedangkan Megi, orang tua siswa asal Cianjur, menyarankan, jika belum siap, tak perlu sistem ini dipaksakan. Megi sendiri mengaku datang ke sekolah sejak pukul 7 pagi. "Kemarin malah jam 08.00-15.00," kata Megi.
Wakil Kepala SMAN 58 Jakarta Timur Bidang Kesiswaan, M. Musyafa, yang juga menjabat Ketua Panitia PPDB 2010, mengatakan baru kali ini terjadi kemacetan input data semacam ini. "Tahun-tahun sebelumnya bisa berjalan dengan baik," katanya.
Kepala SMAN 70 Jakarta Selatan Pernon Akbar menyarankan agar para pendaftar mengakses peringkat online melalui jalur layanan pesan singkat. "Lewat SMS justru lebih realtime," katanya.
Sumber Dari : Tempointeraktif.com
Related posts :
Loading...
0 komentar for this post
Leave a reply
- 2008 - 2009 Ruangbacaan. Content in my blog is licensed under a Creative Commons License.
- Ruang Bacaan template designed by RuangBacaan Design.
- Powered by Blogger.com.