World Environment Day: Keanekaragaman Spesies yang Terancam Punah
// Category: dunia //5 Juni merupakan hari penting dalam kalender dunia. Karena pada tanggal ini diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day). Sebenarnya awal mula adanya Hari Lingkungan Hidup Sedunia adalah adanya Konferensi Internasional pada tanggal 5 – 16 Juni 1972. Konferensi ini merupakan pertemuan umum pertama Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dengan ‘Human Environment’ yang diselenggarakan di Stockholm, Swedia. Pada tanggal 15 Desember 1972, PBB mengeluarkan resolusi No. 2994 (XXVII) yang menetapkan tanggal 5 Juni ditetapkan sebagai Hari Lingkungan Hidup sedunia.
Berdasarkan resolusi PBB tersebut, setiap negara memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini setiap tahunnya. Tak terkecuali Indonesia. Isu-isu lingkungan selalu diangkat setiap peringatan hari lingkungan hidup, seperti pembangunan berkelanjutan, advokasi lingkungan, pendidikan lingkungan, dan lain sebagainya. Dengan harapan adanya peningkatan kepedulian terhadap pengelolaan lingkungan yang baik. Tidak terkecuali Indonesia, sebagai salah satu masyarakat dunia juga turut memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) tahun 2010 ini, tema yang diangkat adalah “Many Species. One Planet. One Future” (Banyak Species. Satu Planet. Satu Masa Depan).
Tema WED kali ini berhubungan dengan pencanangan tahun 2010 sebagai Tahun Internasional Keanekaragaman Hayati (International Year of Biodiversity) dengan COP 10 Convention on Biological Diversity (CBD) di Nagoya, Jepang yang berlangsung pada 18-29 Oktober 2010.
’Many Species. One Planet. One Future’ (Banyak Species. Satu Planet. Satu Masa Depan) yang merupakan tema WED 2010 diharapkan mampu mengajak seluruh dunia untuk melestarikan keragaman kehidupan di bumi. Memberikan kesadaran bahwa sebuah dunia tanpa keanekaragaman hayati adalah prospek yang sangat suram. Jutaan orang dan jutaan spesies berbagi bersama dalam satu planet yang sama, dan hanya dengan bersama-sama kita semua bisa menikmati masa depan yang lebih aman dan lebih makmur.
WED dan Keanekaragaman Spesies
Tema WED tahun ini mengingatkan kita betapa beranekanya makhluk hidup di muka bumi ini. Manusia hanyalah satu dari jutaan spesies yang ada. Diperkirakan terdapat 5 juta – 100 juta spesies makhluk hidup dan yang baru teridentifikasi sekitar 2 juta spesies. Lebih dari dua pertiga spesies yang diperiksa dalam sebuah studi keanekaragaman hayati internesional disimpukan terancam kepunahan. Dari 47.677 yang termasuk dalam daftar merah spesies terancam punah, 17.291 diantaranya sangat terancam. Ini termasuk 21% jenis mamalia, 30% jenis amfibi, 70% jenis tumbuhan dan 35% hewan bertulang belakang.
Menurut hasil penelitian Global Species Assessment (GSA) dalam Siaran Pers bulan November 2004, sekitar 15.589 spesies yang terdiri dari 7.266 spesies satwa dan 8.323 spesies tumbuhan dan lumut kerak, diperkirakan berada dalam resiko kepunahan. Belum lagi ditambah dengan jenis makhluk hidup lain yang tidak teridentifikasi.
S.L. Pimm dalam The Future Of Biodiversity mengemukakan bahwa laju kepunahan spesies saat ini adalah 10 hingga 100 kali lipat dari laju kepunahan alami. Bila tingkat laju kepunahan berlanjut atau terus meningkat, jumlah spesies yang menjadi punah dalam dekade berikut bisa berjumlah jutaan. Sebagian besar orang hanya berpikir hanya spesies mamalia berukuran besar dan burung yang terancam kepunahan, tapi sebenarnya kestabilan seluruh ekosistem menjadi terganggu dengan punahnya spesies kunci pada salah satu rantai makanan.
Selain itu, kerusakan hutan juga berperan andil dalam menurunnya kenekaragaman hayati (spesies). Di Aceh saja hampir 30 hektar hutan Aceh rusak setiap tahunnya. Total luas hutan di Aceh adalah 3,3 juta hektare atau sekitar 62,7 persen luas total wilayah Aceh. Pembalakan liar dan pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit meruapakan faktor terbesar rusaknya hutan Aceh.
Akibat dari rusaknya hutan dan pencemaran lingkungan adalah semakin meningkatnya pemanasan global (global warming) yang berdampak pada perubahan iklim. Para ilmuwan telah menunjukkan dengan penelitian intensif bahwa planet bumi telah terancam. Selain itu akibat perubahan iklim dan kehilangan habitat dan ekspansi yang dilakukan oleh manusia, kepunahan spesies semaking bertambah tinggi.
Pemilihan tema WED yang disesuaikan dengan The International Year of Biodiversity tentu saja untuk lebih menegaskan tentang pentingnya keanekaragaman spesies dan pentingnya untuk tetap menjaga keberadaannya, karena dunia tanpa keanekaragaman spesies atau banyaknya spesies yang punah akan menimbulkan masa depan yang sangat suram bagi kehidupan.
Keanekaragaman hayati mempunyai peranan penting dalam ekosistem. Hilangnya satu spesies dari muka bumi berarti berkurangnya kekayaan alam, sekaligus menjadi isu moral bagi pihak yang berpendapat manusia sebagai penanggung jawab kelestarian lingkungan, sekaligus pihak yang mendukung hak hidup untuk semua spesies hewan.
Kepunahan suatu spesies yang menjadi mangsa atau pemangsa dalam suatu ekosistem berdampak pada peningkatan atau penurunan jumlah populasi spesies lain. Begitu seterusnya, hingga semua spesies musnah dan ekosistem menjadi rusak dan tidak bisa kembali seperti semula. Selain itu, setiap spesies memiliki materi genetik yang unik yang tersimpan dalam DNA, dan menghasilkan bahan kimia yang unik sesuai instruksi genetik yang dimiliki. Bahan kimia dari tumbuhan, misalnya sangat berpotensi untuk digunakan sebagai senyawa obat-obatan dalam industri farmasi.
Oleh karena itu, sebagai pemangku jabatan kalifah di muka bumi ini, merupakan sebuah kewajiban bagi kita untuk menjaga bumi termasuk melestarikan keanekaragaman spesies makhluk hidup dari kepunahan. Sudah sangat banyak bukti yang menunjukkan betapa lingkungan telah semakin rusak dan beraneka ragam spesies yang semakin punah. Banyak hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk penyelamatan lingkungan yang juga bermanfaat untuk penyelamatan makhluk hidup lainnya. Ingatlah kepunahan satu spesies, membuka jalan kepunahan spesies lainnya termasuk kita manusia
Sumber Dari : Kompasiana.com
Related posts :
Loading...
0 komentar for this post
Leave a reply
- 2008 - 2009 Ruangbacaan. Content in my blog is licensed under a Creative Commons License.
- Ruang Bacaan template designed by RuangBacaan Design.
- Powered by Blogger.com.