Sanjungan untuk Sang Pengadil Pertandingan di Piala Dunia 2010
// Category: Sport //Setelah hampir seluruh tim finalis Piala Dunia 2010 Afsel mempertontonkan kebolehan, ternyata tidak banyak tim yang sedap dilihat aksinya di lapangan hijau. Itu pula yang mencuatkan penilaian di aspek lain, ternyata jajaran pengadil pertandingan telah unjuk aksi menawan dan mendapat pujian.
Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), sejauh ini telah memperlihatkan wasit-wasit pilihan mereka bertugas dengan baik. Tidak terburu-buru mengganjar kartu kuning atau kartu merah, kendati tebaran kedua kartu hubungan itu telah menerpa beberapa pemain. Selentingan miring terhadap wasit tidak semerebak seperti gelaran-gelaran Piala Dunia sebelumnya.
Kelegaan itu juga dilontarkan Angel Villa Maria, Ketua Komite Wasit FIFA yang juga Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol. "Saya telah mengucapkan selamat kepada wasit, karena telah bertugas dengan cakap," ungkap Villa Maria.
Dia menunjuk tiga wasit yang telah menunjukkan kinerja apik di lapangan hijau. "Tiga wasit bertugas sangat menakjubkan. Kami gembira karena wilayah tanggung jawan saya, sejauh ini berjalan seperti yang diharapkan," tandas Villa Maria.
Pada laga pembuka, wasit asal Uzbekistan Ravshan Irmatov bertugas dengan kepala dingin untuk meredam emosi pemain tuan rumah Afrika Selatan dan Meksiko. Aksi panas yang meledak-ledak dari pemain kedua tim, tidak terburu-buru ditanggapinya dengan cabutan kartu.
Pujian juga diberikan kepada wasit Jepang Yuichi Nishimura saat memimpin bentrok Prancis dan Uruguay. Nishimura dianggap tidak terprovokasi terhadap kepura-puraan pemain di lapangan hijau. Membiarkan permainan keras yang memang dibenarkan dalam aturan, tanpa harus menebarkan hukuman. Tetapi dia juga tegas dengan kartu merah bagi pemain Uruguay.
Dari empat kartu merah yang sudah dikeluarkan wasit hingga, Rabu (16/6) dini hari, hanya satu yang dituding tidak adil. Kartu merah kepada penyerang Australia Tim Cahill dianggap telah merugikan tim 'Negeri Kanguru' saat ditekuk Jerman 0-4. Sedangkan wasit Argentina Hector Baldassi dinilai tepat dan tegas menilai pemain Serbia Zdravko Kuzmanovic yang secara sengaja menyentuh bola di kotak penalti. Hukuman yang mengantarkan kemenangan Ghana dengan gol tunggal melalui titik putih.
Juru bicara FIFA Nicolas Maingot sementara menolak berkomentar banyak mengenai kinerja dan teknis perwasitan, karena evaluasi akan digelar selepas semua tim memainkan satu pertandingan. Dia mengungkapkan, masalah wasit sudah menjadi fokus pembenahan oleh organisasi sepak bola tertinggi dunia itu dan dilaksanakan sejak jauh-jauh hari. "FIFA telah mencurahkan waktu serta dana untuk perbaikan wasit," ungkao Maingot.
"Wasit yang bertugas di sini telah disiapkan selama bertahun-tahun, dan bertugas bersama di berbagai kompetisi FIFA. Mereka bertugas bertiga dan berasal dari satu negara, atau ada di satu wilayah yang sama sehingga berkomunikasi dengan bahasa yang sama. FIFA sudah sangat aktif memperbaiki kondisi perwasitan," ungkap Maingot.
FIFA juga dipuji karena berani menggunakan wasit-wasit asal negara-negara yang tidak tenar sepak bolanya di dunia. Terpilihlah wasit asal Guatemala, Jepang, Uzbekistan, Selandia Baru, Afrika Selatan, Uruguay, Hongaria, dan bahkan dari negeri kecil Seychelles yang bertugas di putaran pertama.
Mantan wasit asal Belanda Mario van der Ende yang bertugas di Piala Dunia 1994 dan Piala Dunia 1998, memberikan acungan jempol karena sejauh ini sangat puas dengan kinerja wasit. "Secara keseluruhan, standar telah baik dan saya pikir
wasit Wolfgang Stark (Jerman) memberikan contoh, bagaimana wasit memimpin pertandingan ketika Argentina bertemu Nigeria," katanya.
Namun, Van der Ende juga mengingatkan, di babak-babak selanjutnya wasit bakal memikul beban lebih berat. "Pertandingan (tahap awal) tidak begitu sulit karena pemain ingin tampil aman. Tes sebenarnya bakal datang ketika tim mengetahui mereka akan 'pulang kampung' jika kalah di pertandingan itu," tandasnya.
Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), sejauh ini telah memperlihatkan wasit-wasit pilihan mereka bertugas dengan baik. Tidak terburu-buru mengganjar kartu kuning atau kartu merah, kendati tebaran kedua kartu hubungan itu telah menerpa beberapa pemain. Selentingan miring terhadap wasit tidak semerebak seperti gelaran-gelaran Piala Dunia sebelumnya.
Kelegaan itu juga dilontarkan Angel Villa Maria, Ketua Komite Wasit FIFA yang juga Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol. "Saya telah mengucapkan selamat kepada wasit, karena telah bertugas dengan cakap," ungkap Villa Maria.
Dia menunjuk tiga wasit yang telah menunjukkan kinerja apik di lapangan hijau. "Tiga wasit bertugas sangat menakjubkan. Kami gembira karena wilayah tanggung jawan saya, sejauh ini berjalan seperti yang diharapkan," tandas Villa Maria.
Pada laga pembuka, wasit asal Uzbekistan Ravshan Irmatov bertugas dengan kepala dingin untuk meredam emosi pemain tuan rumah Afrika Selatan dan Meksiko. Aksi panas yang meledak-ledak dari pemain kedua tim, tidak terburu-buru ditanggapinya dengan cabutan kartu.
Pujian juga diberikan kepada wasit Jepang Yuichi Nishimura saat memimpin bentrok Prancis dan Uruguay. Nishimura dianggap tidak terprovokasi terhadap kepura-puraan pemain di lapangan hijau. Membiarkan permainan keras yang memang dibenarkan dalam aturan, tanpa harus menebarkan hukuman. Tetapi dia juga tegas dengan kartu merah bagi pemain Uruguay.
Dari empat kartu merah yang sudah dikeluarkan wasit hingga, Rabu (16/6) dini hari, hanya satu yang dituding tidak adil. Kartu merah kepada penyerang Australia Tim Cahill dianggap telah merugikan tim 'Negeri Kanguru' saat ditekuk Jerman 0-4. Sedangkan wasit Argentina Hector Baldassi dinilai tepat dan tegas menilai pemain Serbia Zdravko Kuzmanovic yang secara sengaja menyentuh bola di kotak penalti. Hukuman yang mengantarkan kemenangan Ghana dengan gol tunggal melalui titik putih.
Juru bicara FIFA Nicolas Maingot sementara menolak berkomentar banyak mengenai kinerja dan teknis perwasitan, karena evaluasi akan digelar selepas semua tim memainkan satu pertandingan. Dia mengungkapkan, masalah wasit sudah menjadi fokus pembenahan oleh organisasi sepak bola tertinggi dunia itu dan dilaksanakan sejak jauh-jauh hari. "FIFA telah mencurahkan waktu serta dana untuk perbaikan wasit," ungkao Maingot.
"Wasit yang bertugas di sini telah disiapkan selama bertahun-tahun, dan bertugas bersama di berbagai kompetisi FIFA. Mereka bertugas bertiga dan berasal dari satu negara, atau ada di satu wilayah yang sama sehingga berkomunikasi dengan bahasa yang sama. FIFA sudah sangat aktif memperbaiki kondisi perwasitan," ungkap Maingot.
FIFA juga dipuji karena berani menggunakan wasit-wasit asal negara-negara yang tidak tenar sepak bolanya di dunia. Terpilihlah wasit asal Guatemala, Jepang, Uzbekistan, Selandia Baru, Afrika Selatan, Uruguay, Hongaria, dan bahkan dari negeri kecil Seychelles yang bertugas di putaran pertama.
Mantan wasit asal Belanda Mario van der Ende yang bertugas di Piala Dunia 1994 dan Piala Dunia 1998, memberikan acungan jempol karena sejauh ini sangat puas dengan kinerja wasit. "Secara keseluruhan, standar telah baik dan saya pikir
wasit Wolfgang Stark (Jerman) memberikan contoh, bagaimana wasit memimpin pertandingan ketika Argentina bertemu Nigeria," katanya.
Namun, Van der Ende juga mengingatkan, di babak-babak selanjutnya wasit bakal memikul beban lebih berat. "Pertandingan (tahap awal) tidak begitu sulit karena pemain ingin tampil aman. Tes sebenarnya bakal datang ketika tim mengetahui mereka akan 'pulang kampung' jika kalah di pertandingan itu," tandasnya.
Sumber Dari : Mediaindonesia.com
Related posts :
Loading...
0 komentar for this post
Leave a reply
- 2008 - 2009 Ruangbacaan. Content in my blog is licensed under a Creative Commons License.
- Ruang Bacaan template designed by RuangBacaan Design.
- Powered by Blogger.com.