Pendukung Sepakbola Korea Utara di Bawah Ancaman Mati
// Category: Sport //Korea Utara akan membuka pertandingan pertama di Piala Dunia 2010 tanpa sorak-sorai dari saudara-saudaranya di kampung halaman. Pasalnya selain tak ada siaran Piala Dunia untuk negara Korut karena pembatasan sinyal dari tetangganya, Korea Selatan. Juga ada ancaman mati bagi warga negara yang berkeliaran tanpa izin.
Seperti dilaporkan Sport Intellegence, Selasa 15 Juni 2010, Korut akan me-relay siaran dari tetangganya yang lain yakni China. Meski demikian belum dipastikan apakah pertandingan Korut kontra Brasil akan disiarkan.
Ada kemungkinan sinyal akan di-block oleh Pemerintah Korut hingga pertandingan selesai. Kalau hasilnya Korut kalah maka tidak akan ada siaran pertandingan sama sekali.
Sebagai bentuk 'dukungan', Pemerintah Korut sudah mengirim 200 petugas Pemerintahan untuk bergabung dengan 50 fans Korsel yang berada di Jepang. Namun dipastikan tak ada satu pun warga sipil dalam kubu pendukung Korut.
Pasalnya, ada peraturan ketat soal warga negara yang berpergian tanpa seizin pemimpin tertinggi Kim Jong-il.
"Mereka yang berpergian dari negara asal (Korut) tanpa ada izin atau terlihat oleh petugas berwenang akan dianggap penghianat," demikian peraturan yang dilansir Amnesti Internasional.
"Mereka tidak boleh terlihat di area publik dan bila ketahuan maka keluarga mereka di Korea Utara akan dihukum."
'Hukuman' di Korut bisa berakibat fatal karena kemungkinan besar ditembak mati. Seperti yang terjadi pada keluarga Chong pada Maret 2010. Amnesti Internasional mengecam tindakan Korut karena mengeksekusi keluarga Chong dengan regu penembak.
Itu dilakukan Pemerintah Korut karena menganggap keluarga ini sudah memainkan harga beras dan bertukar informasi dengan pihak Korsel.
Tekanan bertambah untuk tim Korut karena Korsel sebagai negara pesaing sudah meraih hasil memuaskan di Piala Dunia 2010. Tiga hari lalu Korsel sukses membungkam Juara Eropa 2004, Yunani, dengan dua gol tanpa balas.
Kalah, nyawa taruhannya?
Seperti dilaporkan Sport Intellegence, Selasa 15 Juni 2010, Korut akan me-relay siaran dari tetangganya yang lain yakni China. Meski demikian belum dipastikan apakah pertandingan Korut kontra Brasil akan disiarkan.
Ada kemungkinan sinyal akan di-block oleh Pemerintah Korut hingga pertandingan selesai. Kalau hasilnya Korut kalah maka tidak akan ada siaran pertandingan sama sekali.
Sebagai bentuk 'dukungan', Pemerintah Korut sudah mengirim 200 petugas Pemerintahan untuk bergabung dengan 50 fans Korsel yang berada di Jepang. Namun dipastikan tak ada satu pun warga sipil dalam kubu pendukung Korut.
Pasalnya, ada peraturan ketat soal warga negara yang berpergian tanpa seizin pemimpin tertinggi Kim Jong-il.
"Mereka yang berpergian dari negara asal (Korut) tanpa ada izin atau terlihat oleh petugas berwenang akan dianggap penghianat," demikian peraturan yang dilansir Amnesti Internasional.
"Mereka tidak boleh terlihat di area publik dan bila ketahuan maka keluarga mereka di Korea Utara akan dihukum."
'Hukuman' di Korut bisa berakibat fatal karena kemungkinan besar ditembak mati. Seperti yang terjadi pada keluarga Chong pada Maret 2010. Amnesti Internasional mengecam tindakan Korut karena mengeksekusi keluarga Chong dengan regu penembak.
Itu dilakukan Pemerintah Korut karena menganggap keluarga ini sudah memainkan harga beras dan bertukar informasi dengan pihak Korsel.
Tekanan bertambah untuk tim Korut karena Korsel sebagai negara pesaing sudah meraih hasil memuaskan di Piala Dunia 2010. Tiga hari lalu Korsel sukses membungkam Juara Eropa 2004, Yunani, dengan dua gol tanpa balas.
Kalah, nyawa taruhannya?
Sumber Dari : Vivanews.com
Related posts :
Loading...
0 komentar for this post
Leave a reply
- 2008 - 2009 Ruangbacaan. Content in my blog is licensed under a Creative Commons License.
- Ruang Bacaan template designed by RuangBacaan Design.
- Powered by Blogger.com.