Gonta-ganti Pasangan Seks Merupakan Ciri Perilaku Manusia Purba
// Category: aneh //Tidak perlu heran jika ada manusia yang punya banyak pasangan seksual, sebab perilaku ini memang diwariskan oleh nenek moyang. Hingga 1,5 juta tahun yang lalu, homo erectus masih gemar bergonta-ganti pasangan.
Dikutip dari Ninemsn, Rabu (9/6/2010), para ahli prasejarah menyimpulkan hal ini setelah mengamati dimorfisme (perbedaan) seksual pada fosil tengkorak manusia purba yang ditemukan di Kenya. Fosil tersebut diperkirakan berasal dari periode 1,55 juta tahun yang lalu.
Fosil tengkorak homo erectus betina pada periode tersebut relatif mungil, bila dibandingkan dengan kebanyakan fosil tengkorak pejantan dewasa. Variasi ekstrem pada ukuran tubuh merupakan ciri spesies yang menganut poligami dalam sistem reproduksi.
Sedangkan spesies monogami umumnya tidak memiliki dimorfisme seksual yang menonjol terkait ukuran tubuh. Secara anatomi, keseragaman ukuran tubuh memberikan kesempatan yang sama pada setiap individu dalam mengakses pasangan.
Para ahli meyakini, pada masa itu homo erectus jantan yang berukuran lebih besar akan berkompetisi untuk mendapatkan kenikmatan seksual dari beberapa betina. Satu pejantan yang dominan bisa mengawini betina sebanyak-banyaknya.
Para pejantan yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil nasibnya kurang beruntung. Karena kalah bersaing, kelompok non-dominan ini hanya bisa menunggu atau mencari-cari kesempatan untuk mendapatkan pasangan seksual.
Spesies manusia purba lainnya yang juga memiliki kecenderungan poligami adalah Australopithecus, hidup pada periode sebelumnya yakni 2-4 juta tahun yang lalu. Beberapa penelitian menunjukkan, dimorfisme seksual tampak paling jelas pada spesies ini.
Seiring berjalannya proses evolusi, dimorfisme itu makin memudar. Homo erectus diyakini sebagai manusia purba terakhir menganut poligami, karena spesies ini telah memiliki dimorfisme setingkat manusia moderen di akhir periodenya.
Monogami sudah dikenal sebelum homo erectus
Jauh sebelum era homo erectus, monogami juga sudah dikenal manusia purba di daratan yang kini dikenal sebagai Ethiopia. Spesies yang dimaksud adalah Ardipithecus ramidus atau disebut Ardi, yang hidup sekitar 4,4 juta tahun yang lalu.
Ketika spesies lain di eranya masih harus bertarung untuk mencari pasangan, Ardi telah mengenal sistem yang lebih manusiawi. Dikutip dari Nationalgeographic, Rabu (9/6/2010), Ardi betina memilih pejantan yang bisa membawakan lebih banyak makanan.
Pejantan berukuran besar tidak menarik, justru karena cenderung berganti-ganti pasangan. Lagipula, hubungan seksual pada Ardi hanya berlangsung singkat sehingga tidak menarik bagi betina.
Karena daya tarik pejantan tergantung banyaknya makanan yang bisa dibawa, maka pada era tersebut Ardi mulai meninggalkan hidup bergelantungan di pohon. Ardi merupakan manusia purba pertama yang mulai memakai kedua kaki untuk berjalan. Dan itu dilakukan demi mendapatkan pasangan tetap.
Jutaan tahun kemudian ketika manusia moderen sudah mengenal teknologi, proses evolusi ternyata masih menyisakan perilaku purba. Akibatnya, hobi berganti-ganti pasangan seksual kini juga bisa direkam.
Dikutip dari Ninemsn, Rabu (9/6/2010), para ahli prasejarah menyimpulkan hal ini setelah mengamati dimorfisme (perbedaan) seksual pada fosil tengkorak manusia purba yang ditemukan di Kenya. Fosil tersebut diperkirakan berasal dari periode 1,55 juta tahun yang lalu.
Fosil tengkorak homo erectus betina pada periode tersebut relatif mungil, bila dibandingkan dengan kebanyakan fosil tengkorak pejantan dewasa. Variasi ekstrem pada ukuran tubuh merupakan ciri spesies yang menganut poligami dalam sistem reproduksi.
Sedangkan spesies monogami umumnya tidak memiliki dimorfisme seksual yang menonjol terkait ukuran tubuh. Secara anatomi, keseragaman ukuran tubuh memberikan kesempatan yang sama pada setiap individu dalam mengakses pasangan.
Para ahli meyakini, pada masa itu homo erectus jantan yang berukuran lebih besar akan berkompetisi untuk mendapatkan kenikmatan seksual dari beberapa betina. Satu pejantan yang dominan bisa mengawini betina sebanyak-banyaknya.
Para pejantan yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil nasibnya kurang beruntung. Karena kalah bersaing, kelompok non-dominan ini hanya bisa menunggu atau mencari-cari kesempatan untuk mendapatkan pasangan seksual.
Spesies manusia purba lainnya yang juga memiliki kecenderungan poligami adalah Australopithecus, hidup pada periode sebelumnya yakni 2-4 juta tahun yang lalu. Beberapa penelitian menunjukkan, dimorfisme seksual tampak paling jelas pada spesies ini.
Seiring berjalannya proses evolusi, dimorfisme itu makin memudar. Homo erectus diyakini sebagai manusia purba terakhir menganut poligami, karena spesies ini telah memiliki dimorfisme setingkat manusia moderen di akhir periodenya.
Monogami sudah dikenal sebelum homo erectus
Jauh sebelum era homo erectus, monogami juga sudah dikenal manusia purba di daratan yang kini dikenal sebagai Ethiopia. Spesies yang dimaksud adalah Ardipithecus ramidus atau disebut Ardi, yang hidup sekitar 4,4 juta tahun yang lalu.
Ketika spesies lain di eranya masih harus bertarung untuk mencari pasangan, Ardi telah mengenal sistem yang lebih manusiawi. Dikutip dari Nationalgeographic, Rabu (9/6/2010), Ardi betina memilih pejantan yang bisa membawakan lebih banyak makanan.
Pejantan berukuran besar tidak menarik, justru karena cenderung berganti-ganti pasangan. Lagipula, hubungan seksual pada Ardi hanya berlangsung singkat sehingga tidak menarik bagi betina.
Karena daya tarik pejantan tergantung banyaknya makanan yang bisa dibawa, maka pada era tersebut Ardi mulai meninggalkan hidup bergelantungan di pohon. Ardi merupakan manusia purba pertama yang mulai memakai kedua kaki untuk berjalan. Dan itu dilakukan demi mendapatkan pasangan tetap.
Jutaan tahun kemudian ketika manusia moderen sudah mengenal teknologi, proses evolusi ternyata masih menyisakan perilaku purba. Akibatnya, hobi berganti-ganti pasangan seksual kini juga bisa direkam.
Sumber Dari : Detik.com
Related posts :
Loading...
1 komentar for this post
Leave a reply
- 2008 - 2009 Ruangbacaan. Content in my blog is licensed under a Creative Commons License.
- Ruang Bacaan template designed by RuangBacaan Design.
- Powered by Blogger.com.
Toni Purnomo
June 10, 2010 at 12:18 AM
wah masy purba? boleh juga?