Gempa 6,3 SR Guncang Jawa Barat
// Category: Nasional //Gempa berkekuatan 6,3 skala richter (SR) yang melanda Tasikmalaya sekitar pukul 16.50 WIB, kemarin mengakibatkan ratusan warga di pusat perkotaan dan perumahan di beberapa daerah terlihat panik.
Beberapa di antaranya Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Bahkan, gempa juga sempat dirasakan warga Kabupaten Majalengka. Di Ciamis,warga di pusat pertokoan berhamburan keluar gedung dan berkerumun di ruang terbuka seperti lapangan dan tepi jalan raya. Mereka mengaku trauma pascagempa 2 September 2009 lalu yang mengakibatkan ribuan rumah rusak.“ Saat gempa, saya sedang berada di dalam warnet di Kawasan Gayam, Jalan Hos TjokroAminoto,Ciamis Kota.Tiba-tiba ada getaran yang terasa semakin kencang diikuti teriakan warga,” ujar Ebeg Saepurrohman, 36,menceritakan kepada Seputar Indonesiakemarin.
Menurut Saepurrohman, saat itu juga dia diikuti pengunjung lain langsung berhamburan ke luar menuju tepi jalan raya.Ternyata di luar sudah banyak orang yang juga terlihat panik.“Sesampai di luar kerumunan warga saling memastikan merasa getaran gempa. Bahkan sejumlah ibu-ibu meneriakkan takbir dan lini (gempa),” tambah Saepurrohman. Selain di pusat perkotaan Ciamis, gempa kemarin juga dilaporkan terasa hingga bibir Pantai Pangandaran. Saat gempa berlangsung sejumlah warga juga sempat panik,beberapa di antaranya langsung berhamburan melihat kondisi ombak di Pantai Pangandaran. Kepanikan sempat terjadi di Pantai Barat dan Timur Pangandaran. Sejumlah wisatawan sempat berkerumun di Bulevar Ujung Tol Pangandaran.
Tapi,setelah gempa dipastikan tidak berpotensi tsunami, sejumlah warga kembali tenang.Mereka kembali beraktivitas,pengunjung di Pantai Barat terlihat masih tetap melakukan aktivitas berenang dan bermain bola.“Begitu juga pengunjung hotel dan restoran yang sempat keluar, kembali masuk ke dalam,”ujar Koordinator Regu Bala Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Pangandaran Asep Dudi. Asep menambahkan, sekalipun sempat panik, tidak terlihat dampak serius di Pangandaran. Tidak ada bangunan yang rusak, sementara kondisi pantai terlihat normal.“Kondisi gelombang juga tidak ada peningkatan berarti.Kami sempat memastikan potensi tsunami, tapi ternyata tidak ada potensi tsunami,”pungkas Asep.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis Odang Ruhiyat mengatakan, pihaknya hingga sore kemarin masih melakukan koordinasi dengan camat dan kepala desa untuk segera memberikan laporan jika terdapat kerusakan akibat gempa.“Tapi, berdasarkan laporan sementara belum ada kerusakan yang timbul akibat bencana gempa,”tandas Odang. Sementara,dinding rumah warga di pantai Cipatujah,Kecamatan Cipatujah,Kabupaten Tasikmalaya, mengalami retakan pascagempa kemarin.
“Ada sebagian rumah yang rusak retak-retak,” kata Camat Cipatujah Nazmudin Aziz. Menurut dia,belum ada laporan secara rinci jumlah kerusakan rumah penduduk di Kecamatan Cipatujah. Selain laporan keretakan dinding rumah, beberapa genting rumahpendudukberjatuhansaatgempa yang mengguncang cukup kuat.
Tak Berpotensi Tsunami
Sementara itu,Kepala Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung Jumadi mengatakan, sumber gempa berada di 118 kilometer Barat Daya Tasikmalaya,di kedalaman 34 km. “Namun saya imbau kepada warga di sekitar pantai untuk tidak panik, karena gempa di Tasikmalaya kali ini tidak berpotensi tsunami,” ujarnya saat dihubungi Seputar Indonesia.
Dia mengatakan, gempa yang berlokasi di 8, 37 Lintang Selatan dan 107, 98 Bujur Timur posisinya hampir sama dengan gempa bumi berkekuatan 6,0 SR di Sukabumi pada 18 Mei lalu.“Gempa 6,3 SR ini terjadi akibat pergerakan lempeng yang terjadi di Samudera Hindia. Aktivitas pergerakan di daerah ini memang sering terjadi. Namun kekuatan getaran akibat pergerakan lempeng di daerah ini tidak besar,“ ujarnya. Untuk gempa kali ini,dia mengungkapkan, intensitas yang dirasakan sebesar IV Modified Mercalli Intensity (MMI).
Dengan demikian, gempa ini juga dirasakan di beberapa daerah seperti Bandung, Garut,Tasikmalaya, bahkan hingga Sukabumi.
Beberapa di antaranya Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Bahkan, gempa juga sempat dirasakan warga Kabupaten Majalengka. Di Ciamis,warga di pusat pertokoan berhamburan keluar gedung dan berkerumun di ruang terbuka seperti lapangan dan tepi jalan raya. Mereka mengaku trauma pascagempa 2 September 2009 lalu yang mengakibatkan ribuan rumah rusak.“ Saat gempa, saya sedang berada di dalam warnet di Kawasan Gayam, Jalan Hos TjokroAminoto,Ciamis Kota.Tiba-tiba ada getaran yang terasa semakin kencang diikuti teriakan warga,” ujar Ebeg Saepurrohman, 36,menceritakan kepada Seputar Indonesiakemarin.
Menurut Saepurrohman, saat itu juga dia diikuti pengunjung lain langsung berhamburan ke luar menuju tepi jalan raya.Ternyata di luar sudah banyak orang yang juga terlihat panik.“Sesampai di luar kerumunan warga saling memastikan merasa getaran gempa. Bahkan sejumlah ibu-ibu meneriakkan takbir dan lini (gempa),” tambah Saepurrohman. Selain di pusat perkotaan Ciamis, gempa kemarin juga dilaporkan terasa hingga bibir Pantai Pangandaran. Saat gempa berlangsung sejumlah warga juga sempat panik,beberapa di antaranya langsung berhamburan melihat kondisi ombak di Pantai Pangandaran. Kepanikan sempat terjadi di Pantai Barat dan Timur Pangandaran. Sejumlah wisatawan sempat berkerumun di Bulevar Ujung Tol Pangandaran.
Tapi,setelah gempa dipastikan tidak berpotensi tsunami, sejumlah warga kembali tenang.Mereka kembali beraktivitas,pengunjung di Pantai Barat terlihat masih tetap melakukan aktivitas berenang dan bermain bola.“Begitu juga pengunjung hotel dan restoran yang sempat keluar, kembali masuk ke dalam,”ujar Koordinator Regu Bala Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Pangandaran Asep Dudi. Asep menambahkan, sekalipun sempat panik, tidak terlihat dampak serius di Pangandaran. Tidak ada bangunan yang rusak, sementara kondisi pantai terlihat normal.“Kondisi gelombang juga tidak ada peningkatan berarti.Kami sempat memastikan potensi tsunami, tapi ternyata tidak ada potensi tsunami,”pungkas Asep.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis Odang Ruhiyat mengatakan, pihaknya hingga sore kemarin masih melakukan koordinasi dengan camat dan kepala desa untuk segera memberikan laporan jika terdapat kerusakan akibat gempa.“Tapi, berdasarkan laporan sementara belum ada kerusakan yang timbul akibat bencana gempa,”tandas Odang. Sementara,dinding rumah warga di pantai Cipatujah,Kecamatan Cipatujah,Kabupaten Tasikmalaya, mengalami retakan pascagempa kemarin.
“Ada sebagian rumah yang rusak retak-retak,” kata Camat Cipatujah Nazmudin Aziz. Menurut dia,belum ada laporan secara rinci jumlah kerusakan rumah penduduk di Kecamatan Cipatujah. Selain laporan keretakan dinding rumah, beberapa genting rumahpendudukberjatuhansaatgempa yang mengguncang cukup kuat.
Tak Berpotensi Tsunami
Sementara itu,Kepala Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung Jumadi mengatakan, sumber gempa berada di 118 kilometer Barat Daya Tasikmalaya,di kedalaman 34 km. “Namun saya imbau kepada warga di sekitar pantai untuk tidak panik, karena gempa di Tasikmalaya kali ini tidak berpotensi tsunami,” ujarnya saat dihubungi Seputar Indonesia.
Dia mengatakan, gempa yang berlokasi di 8, 37 Lintang Selatan dan 107, 98 Bujur Timur posisinya hampir sama dengan gempa bumi berkekuatan 6,0 SR di Sukabumi pada 18 Mei lalu.“Gempa 6,3 SR ini terjadi akibat pergerakan lempeng yang terjadi di Samudera Hindia. Aktivitas pergerakan di daerah ini memang sering terjadi. Namun kekuatan getaran akibat pergerakan lempeng di daerah ini tidak besar,“ ujarnya. Untuk gempa kali ini,dia mengungkapkan, intensitas yang dirasakan sebesar IV Modified Mercalli Intensity (MMI).
Dengan demikian, gempa ini juga dirasakan di beberapa daerah seperti Bandung, Garut,Tasikmalaya, bahkan hingga Sukabumi.
Sumber Dari : Seputar-indonesia.com
Related posts :
Loading...
0 komentar for this post
Leave a reply
- 2008 - 2009 Ruangbacaan. Content in my blog is licensed under a Creative Commons License.
- Ruang Bacaan template designed by RuangBacaan Design.
- Powered by Blogger.com.